TUGAS
PROSES PRODUKSI 2
Proses perancangan pengecoran dengan metode sand casting
Oleh:
Fauzi Hibatullah
G1C019002
Dosen Pengampu :
A Sofwan FA, S.T.,M.Tech.,Ph.D
Putra Bismantolo S.T.,
M.T
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS
BENGKULU
2020
1. JENIS PROSES
PENGECORAN ( SAND CASTING ) PENGECORAN PASIR
Pengecoran dengan Cetakan Pasir
Pengecoran dengan cetakan pasir
merupakan proses pengecoran yang paling banyak digunakan. Hampir semua logam
paduan (alloy) bisa dituang pada cetakan pasir. Proses pengecoran dengan
cetakan pasir juga dapat digunakan untuk logam dengan suhu cair tinggi seperti
baja, nikel, dan titanium. Proses pengecoran ini fleksibel, mampu mengerjakan
produk ukuran kecil hingga sangat besar dan dalam jumlah produksi hingga
jutaan.
Pengecoran dengan cetakan pasir
dikenal dengan sebutan sand casting atau sand-mold casting. Tahap singkat
proses ini yaitu: menuangkan logam cair ke dalam cetakan pasir, membiarkan
logam tersebut dingin dan keras, kemudian memecah cetakan untuk mengambil hasil
cor. Hasil cor harus dibersihkan dan diperiksa. Kadang, perlakuan panas
diperlukan untuk meningkatkan sifat metalurgi.
Bagian-bagian
cetakan pasir.Gambar 1. Cetakan Pasir.
(Sumber:
Groover, Mikell P., 2010, Fundamentals of Modern Manufacturing: Materials,
Processes and Systems, 4th ed.)
Rongga dalam cetakan pasir
dibentuk dengan sebuah pola (duplikat produk). Cetakan juga memiliki sistem
saluran dan riser. Kadang inti (core) diperlukan untuk membuat produk cor
berlubang (hollow).
·
Kelebihan Menggunakan Cetakan Pasir
Berikut beberapa keunggulan
penuangan dengan cetakan pasir:
Desain fleksibel.
Mampu membuat bentuk kompleks.
Pilihan logam yang dapat dicor
banyak.
Biaya alat murah.
·
Kekurangan Menggunakan Cetakan Pasir
Berikut beberapa kelemahan
penuangan dengan cetakan pasir:
Kekuatan mekanis produk
rendah.
Akurasi ukuran rendah.
Permukaan akhir produk buruk.
Cacat tidak bisa dihindari.
Memerlukan proses lanjutan
seperti permesinan.
2. JENIS LOGAM
PRODUK
: PENGECORAN LOGAMALUMUNIUM Aluminium adalah logam berwarna putih keperakan
yang lunak dan merupakan logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan
unsur ketiga terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak
bumi sebanyak kira_kira 8,07% hingga 8,23% dari seluru massa padat pada kerak
bumi, dengan produksi tahunan dunia skitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk
bauksit dan bebatuan lain (corrundum, gibbsite,bochmite,diaspore, dan
lain-lain) (USGH). Sulit menemukan aluminium murni di alam karena aluminium
merupakan logam yang cukup reaktif. Aluminium tahan terhadap korosi karena
fenomena pasivasi.
Pasivasi adalah pembentukan lapisan pelindung akibat raksi logam terhadap komponen udara sehingga
lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam tersebut melindungi lapisan
dalam logam dari korosi. Selama 50 tahun terakhir, aluminium telah menjadi logam
yang luas penggunaannya setela baja. Perkembangan ini didasarkan pada
sifat-sifatnya yang ringan,tahan korosi,kekuatan dan ductilaty yang cukup baik
(aluminium paduan), muda diproduksi dan cukup ekonomis (aluminium daur ulang).
Yang paling terkanal adalah penggunaan aluminium sebagai bahan pembuat pesawat
terbang, yang memanfaatkan sifat ringan dan kuatnya.Aluminium murni adalah
logam yang lunak,tahan lama, ringan, dan dapat ditempa dengan penampilan luar
bervariasi antara keperakan abu-abu,tergantung kekerasan permukaanya.Kekuatan
tensil aluminium murni adalah 90 Mpa, sedangkan aluminium paduan kekuatan
tensil berkisar 200-600 Mpa.
Auminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, muda ditekuk, diperlukan
dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi. Resitansi terhadap
korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan aluminium
oksida ini mencegah terjadianya oksidasi lebih jauh.
3.JENIS CETAKAN
YANG DIPILIH
: Cetakan pasir sendiri diklafikasikan menjadi 3 jenis,yaitu
o
Cetakan
pasir basah (green-sand molds)
o
Cetakan
pasir kering (dry-sand molds)
o
Cetakan
kulit kering (skin driend molds)
4. BUAT GAMBAR TEKNIK UNTUK GEOMETRI PRUDUKSI
Gambar teknik
5.BUAT GAMBAR
TEKNIK UNTUK PEMBUATAN POLA CETAKAN CORAN
Gambar teknik
6. PERENCANAHAN BAHAN BAKU YANG DILEBUR LENGKAP DENGAN BERAT MASING –MASING (SEKRUP,MURNI,PADUAN,G ATAU KG)
No |
Sifat-sifat |
keterangan |
1. |
Berat jenis |
2,35 gram / cm3 |
2. |
Rapat massa relatif |
2,7 gram / cm3 |
3. |
Tempratur penuangan |
700-780 °c |
4. |
Titik lebur |
± 600 °c |
5. |
Alumunium |
·
Paling ringan diantara logam yang sering di gunakan ·
Penghatar panas yang tinggi ·
Lunak, ulet dan kekakuan tariknya yang rendah ·
Tahan terhadap korosi |
7. PERANCANGAN
SUHU TUANG
Proses perancangan suhu tuang bahan
baku aluminium di masukkan ke dalam tanur peleburan. Bahan baku aluminium
dipanaskan sampai mencair, setelah aluminium mencair pada suhu ± 600° c.
8. PERANCANGAN TAHAP-TAHAP PEMBUATAN CETAKAN
8.1.Membuat pola
Pembuatan pola ini terbagi menjadi 2 bagian yaitu pembuatan pola saluran, pembuatan pola inti dan pembuatan cas (kotak pengisi), bahan yang digunakan untuk pembuatan pola saluran, pola inti dan cas (kotak pengisi) adalah kayu, dipilihnya kayu karena mudah dibentuk saat proses pembuatan dan digunakan secara terus menerus,seperti pada Gambar 8.1
Gambar 8.1. pembuatan polo
8.2. Memilih pasir serta bahan perekat.
Ada tiga jenis Pasir yang digunakan untuk bahan cetakan pada proses pengecoran ini yaitu, pasir pantai, pasir sungai dan pasir gunung. Pasir juga dilakukan pengayakan dengan menggunakan 3 variasi ukuran ayakkan yaitu 30 µm, 50 µm dan 80 µm. Kemudian pasir dan tanah liat dicampur dengan komposisi 70% pasir dan 30% tanah liat sebagai pengikat, kemudian diaduk hingga pasir dan tanah liat tercampur dengan rata, seperti pada Gambar 8.2
Gambar 8.2 memilih
pasir serta bahan perekat
8.3. Membuat cetakan
Membuat cetakan ini terbagi menjadi beberapa
tahapan yaitu mengayak pasir, pencampuran pasir dan zat pengikat (tanah liat),
pembuatan drag cetakan, pembuatan cope cetakan, pelepasan pola dari dalam
cetakan. Mengayak pasir Mengayak pasir ini dilakukan dengan menggunakan ayakan
ukuran 30 µm, 50 µm dan 80 µm pada semua
jenis pasir cetak yang digunakan, seperti terlihat pada Gambar 8.3.
Gambar8.3 mengayak pasir
8.4. Pencampuran pasir dan tanah liat (zat
pengikat)
Setelah pasir diayak kemudian dilakukan proses pencampuran antara pasir dan
tanah liat (zat pengikat) dengan komposisi 70% pasir dan 30% tanah liat yang
bertujuan supaya pasir cetak mampu ikat saat di buat menjadi cetakan dan proses
penuangan alumunium cair kedalam cetakan, seperti terlihat pada Gambar 8.4.
Gambar 8.4. perancangan pasir dan tanah liat
8.5. Pembuatan cope dan drag cetakan
Pembuatan cetakan dibagi menjadi dua bagian yaitu cope dan drag dimana yang
pertama dibuat yaitu drag cetakan (gambar a) kemudian pembuatan cope cetakan
(gambar b) yang pada bagian ini adanya saluran turun dan saluran penambah.
dimana saat pembuatan masing-masing bagian cetakan tersebut pola dimasukkan, seperti
terlihat pada Gambar 8.5.
A. Drag cetakan B. Cope cetakan
Gambar 8.5. A. Drag cetakan dan B. Cope cetakan
8.6. Pelepasan pola
Cope dan drag dipisahkan kembali untuk mengeluarkan pola dari cetakan yang telah dibuat, seperti terlihat pada Gambar 8.6
Gambar 8.6. pelepasan pola
9. PERANCANGAN PEMBAKARAN DAN FINISING
9.1 Proses peleburan.
Proses peleburan aluminium bahan baku aluminium di masukkan ke dalam tanur
peleburan. Bahan baku aluminium dipanaskan sampai mencair, setelah aluminium
mencair pada suhu ± 600o c, seperti terlihat pada Gambar 9.1
Gambar 9.1. proses peleburan.
9.2. Proses penuangan
Dalam proses ini dilakukan secara cepat, konstan dan teliti, supaya logam
cair tersebut tidak terjadi pembekuan saat dilakukan proses penuangan, seperti
terlihat pada Gambar 9.2.
Gambar 9.2. Proses penuangan
9.3. Proses pembongkaran
Sebelum pembongkaran tunggu beberapa saat sampai logam cair tersebut
menjadi beku dan benar benar solid hingga logam dan cetakan dalam kondisi suhu
yang rendah, seperti terlihat pada
Gambar
9.3.
Gambar
9.3. proses pembongkaran
9.4 Menganalisa hasil coran.
Setelah proses pengecoran selesai dilakukanlah proses pengukuran kualitas
produk hasil coran, pertama yang dilakukan yaitu pengukuran kekasaran
permukaan, pengukuran dimensi dan pengamatan cacat permukaan (bagian luar)
serta bagian dalam hasil coran secara visual.
0 komentar:
Posting Komentar