PERANCANGAAN
PENGECORAN LOGAM Perancangan Pengecoran Gasket Dari Logam Aluminium
Disusun Oleh:
NAMA : EGI SEVEN SITUMORANG
NPM : G1C019036
MATA KULIAH
: PROSES PRODUKSI 2
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis
haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha ESA
atas segala anugrah yang diberikan sehingga penulis
dapat membuat tulisan ini
dengan segenap kekurangan yang ada dan pengetahuan
di mata kuliah proses
produksi dua pada semester 3 program studi teknik
mesin
Di
modul proses perancangan logam ini penulis mengambil judul proses perancangan
pengecoran asbak rokok dari logam aluminium dengan metode pengecoran
Dalam penulisan laporan ini penulis mendapat banyak kesulitan.
Kesulitan tersebut
menjadi rintangan yang menghalangi penulis untuk menyelesaikan
laporan ini. Namun
berkat bantuan, arahan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak akhirnya
kesulitan tersebut dapat teratasi.
Sebagai penutup,
penulis kembali mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini
dapat bermanfaat
bagi pembacanya. Selain itu, penulis juga mengharapkan apresiasi
dari pembaca baik
berupa saran maupun kritik
Bengkulu,25 Sept 2020
Egi Seven Situmorang
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era yang semakin maju dan modern ini
memaksa manusia untuk melakukan sebuah rekayasa guna memenuhi kebutuhan, tak
terkecuali dalam hal teknologi yang berperan penting akan kelangsungan hidup
manusia seperti dalam halnya rekayasa dan proses perlakuan pada logam yang
mempunyai pengaruh sangat vital karena merupakan sebuah elemen dasar untuk
membuat sebuah konstruksi. Alumunium bisa digunakan sebagai bahan transmisi
karena ringan. Alumunium bersifat sangat lunak tetapi dapat dicampur dengan menambahkan
unsur-unsur lain seperti tembaga, silium, mangan, magnesium dan sebagainya.
Selain itu, bahan dasar untuk membuat alumunium (alumina) sangat terbatas dan
pengolahannya memerlukan dana yang besar. Sehingga dilakukan daur ulang
(recycle) dari limbah alumunium. Salah satu cara mendaur ulang yaitu dengan
melakukan proses pengecoran kembali alumunium tersebut dari sisa produksi atau
limbah alumunium menjadi bahan baku (raw material). Alumunium merupakan unsur
nomer tiga terbanyak di alam yang diperkirakan sekitar 8 %, dalam hutan
produksi menempati urutan ketiga setelah besi dan baja. Hal ini karena almunium
memiliki sifat fisis dan mekanik yang dapat diperbaiki, bahan baku yang mudah
didapat, dan teknik produksi yang tinggi. Pengecoran merupakan proses peleburan
logam dengan cara dicairkan, lalu kemudian dituang kedalam cetakan dan
dibiarkan hingga membeku. Bahan yang
dipakai dalam cetakan sangat bervariasi, beberapa contoh diantaranya dibuat
dari bahan logam, pasir, semen, kulit, keramik, dan sebagainya. Dari masing -
masing bahan cetakan ini memiliki pengaruh terhadap kualitas hasil produk coran
logam cair. Kualitas ini terutama mengenai sifat mekanis dan cacat yang
terbentuk selama proses penuangan hingga membeku.
1.2 Batasan Masalah
1.Jenis
proses pengecoran yang dipilih
2. Jenis Logam produk yang dipilih
3. Jenis cetakan yang dipilih
4. Geometri produk
5. Membuat gambar pola cetakan
6. Perancangan tahap tahap membuat cetakan
7. Perencanaan bahan baku yang di lebur
8. Perancangan suhu Tuang
1.3 TUJUAN
Tujuan dari pembuatan perancangan
pengercoran adalah :
1.Untuk
mengetahui Jenis proses pengecoran yang ada saat ini
2. Untuk mengetahui apa saja Jenis cetakan yang ada dan bagaimana keunggulannya
4. Agar dapat menggambar geometri produk yang akan di cor
5. Dapat mengetahui bagaimana membuat gambar pola cetakan
6. Dapat mengetahui perancangan tahap tahap membuat cetakan
BAB
II
DASAR TEORI
2.1
Pengertian Umum
Pengecoran (Casting)
adalah suatu proses penuangan materi cair seperti logam atau plastik yang
dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan
tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen
mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat bagian mesin dengan bentuk yang
kompleks Pengecoran digunakan untuk membentuk logam dalam kondisi panas sesuai
dengan bentuk cetakan yang telah dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam
cair atau plastik yang bisa meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut
air misalnya beton atau gips, dan materi lain yang dapat menjadi cair atau
pasta ketika dalam kondisi basah seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika
dalam kondisi kering akan berubah menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar
dalam perapian. Proses pengecoran dibagi menjadi dua: expandable (dapat
diperluas) dan non expandable (tidak dapat diperluas) mold casting Pengecoran
biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan pasir. Cetakan pasir
bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin. Pembuatan cetakan secara manual
dilakukan bila jumlah komponen yang akan dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak
variasinya. Pembuatan cetakan tangan dengan dimensi yang besar dapat
menggunakan campuran tanah liat sebagai pengikat. Dewasa ini cetakan banyak
dibuat secara mekanik dengan mesin agar lebih presisi serta dapat diproduk
dalam jumlah banyak dengan kualitas yang sama baiknya Klasifikasi yang
berkaitan dengan bahan pembentuk, proses pembentukan, dan metode pembentukan
dengan logam cair, dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Expendable mold, yang mana tipe ini terbuat dari
pasir, gips, keramik, dan bahan semacam itu dan umumnya dicampur dengan
berbagai bahan pengikat (bonding agents) untuk peningkatan peralatan. Sebuah
cetakan pasir khas terdiri dari 90% pasir, 7% tanah liat, dan 3% air. Materi-materi
ini bersifat patah (bahwa, bahan ini memiliki kemampuan untuk bertahan pada
temperature tinggi logam cair). Setelah cetakan yang telah berbentuk padat,
hasil cetakan dipisahkan dari cetakannya.
b. Permanent molds, yang mana terbuat dari logam
yang tahan pada temperature tinggi. Seperti namanya, cetakan ini digunakan
berulang-ulang dan dirancang sedemikian rupa sehingga hasil cetakan dapat
dihilangkan dengan mudah dan cetakan dapat digunakan untuk cetakan berikutnya.
Cetakan logam dapat digunakan kembali karena bersifat konduktor dan lebih baik
daripada cetakan bukan logam yang terbuang setelah digunakan. sehingga, cetakan
padat terkena tingkat yang lebih tinggi dari pendinginan, yang mempengaruhi
sturktur mikro dan ukuran butir dalam pengecoran.
c. Comosite molds, yang mana terbuat dari dua atau
lebih material yang berbeda (seperti pasir, grafit, dan logam) dengan
menggabungkan keunggulan masing-masing bahan. Pembentuk ini memiliki sifat
tetap dan sebagian dibuang dan digunakan di berbagai proses cetakan untuk
meningkatkan kekuatan pembentuk, mengendalikan laju pendinginan, dan
mengoptimalkan ekonomi keseluruhan proses pengecoran.
2.2
Bahan-bahan Coran
Pada dasarnya semua
logam yang mampu dicairkan dapat dibentuk dengan proses pengecoran.
Bahan-bahnan ini umumnya memiliki titik leleh yang rendah sampai menengah.
Untuk bahan yang titik cairnya tinggi jarang dilakukan dengan proses
pengecoran. Pada parakteknya bahan-bahan logam yang umum di lakukan pembentukan
dengan proses pengecoran adalah bahan besi, alumunium, tembaga,
magnesium,timah.
BAB
III
PROSEDUR PENGECORAN GASKET
3.1
Jenis Pengecoran yang dipilih
Pengecoran dengan Cetakan Pasir
Pengecoran dengan cetakan pasir merupakan proses pengecoran yang
paling banyak digunakan. Hampir semua logam paduan (alloy) bisa dituang
pada cetakan pasir. Proses pengecoran dengan cetakan pasir juga dapat digunakan
untuk logam dengan suhu cair tinggi seperti baja, nikel, dan titanium. Proses
pengecoran ini fleksibel, mampu mengerjakan produk ukuran kecil hingga sangat
besar dan dalam jumlah produksi hingga jutaan.
Pengecoran dengan cetakan pasir dikenal dengan sebutan sand casting atau sand-mold
casting. Tahap singkat proses ini yaitu: menuangkan logam cair ke dalam
cetakan pasir, membiarkan logam tersebut dingin dan keras, kemudian memecah
cetakan untuk mengambil hasil cor. Hasil cor harus dibersihkan dan diperiksa.
Kadang, perlakuan panas diperlukan untuk meningkatkan sifat metalurgi.
|
Gambar 1. Cetakan Pasir. |
Rongga dalam cetakan pasir dibentuk dengan sebuah pola (duplikat
produk). Cetakan juga memiliki sistem saluran dan riser. Kadang
inti (core) diperlukan untuk membuat produk cor berlubang (hollow).
Kelebihan
Menggunakan Cetakan Pasir
Berikut
beberapa keunggulan penuangan dengan cetakan pasir:
·
Desain fleksibel.
·
Mampu membuat bentuk kompleks.
·
Pilihan logam yang dapat dicor banyak.
·
Biaya alat murah.
Kekurangan
Menggunakan Cetakan Pasir
Berikut
beberapa kelemahan penuangan dengan cetakan pasir:
·
Kekuatan mekanis produk rendah.
·
Akurasi ukuran rendah.
·
Permukaan akhir produk buruk.
·
Cacat tidak bisa dihindari.
·
Memerlukan proses lanjutan seperti permesinan.
3.2
Jenis Logam Produk yang dipilih
Untuk jenis logam yang dipilih
kita akan menggunakan Aluminium adalah unsur kimia , dengan lambang Al, dan
dengan nomor atom 13. Aluminium juga termasuk logam paling berlimpah.
meski aluminium bukan merupakan jenis logam berat, tetapi merupakan elemen yang
berjumlah besar, sekitar 8% dari permukaan bumi
Aluminium juga merupakan konduktor yang baik untuk listrik
karna ringan dan kuat. alumunium juga merupakan konduktor yang baik untuk panas.
karna dapat ditempa menjadi lembaran serta ditarik menjadi kawat dan menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang serta tahan korosi
Aluminium banyak digunakan di
berbagai hal. sebagian besar digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. dan juga
secara luas digunakan untuk bingkai jendela serta badan pesawat terbang.
ditemukan juga di rumah sebagai panci, botol minuman ringan dsb. Aluminium juga
digunakan untuk melapisi lampu mobil
Ada dua tahap cara pemurnian aluminium
:
- proses
pemurnian bijih bauksit agar memperoleh aluminium oksida atau di sebut
juga proses
bayer
- proses
peleburan aluminium oksida agar menghasilkan aluminium murni atau di sebut
juga proses hall-heroult
Rumus kimia aluminium adalah Al203 dan dengan Nama mineralnya adalah alumina,
gambar
alumunium
Kelebihan Alumunium
- Menjadi
salah satu penghantar listrik dan panas yang baik meski tidak sebaik
tembaga. Karena memiliki daya hantar listrik yang cukup baik ini aluminium
digunakan pada kabel listrik sebagai pengganti tembaga yang harganya lebih
tinggi saat ini di banding alumunium.
- Memiliki
warna stabil yang seolah-olah tidak berkarat. ini disebabkan karna
aluminium begitu cepat bereaksi dengan oksigen yang ada di udara lalu
menghasilkan aluminium oksida. Oksida yang sudah terbentuk itu tidak mudah
terkelupas hingga mampu melindungi aluminium yang ada dibagian
bawah..
- Tidak
perlu di cat karena sudah cukup bagus dan menarik di bagian permukaan
alumunium
- Serbuk
aluminium yang halus terlihat seperti logam sehingga sering
dicampur pada cat atau sering kita kenal dengan nama vernish
- Tidak
bereaksi dengan bahan kimia atau asa yang ada di dalam bahan baku
makanan. karena itu aluminium banyak digunakan sebagai bahan dasar
pembuatanalat rumah tangga
Daur
Ulang Alumunium
Aluminium bisa di daur ulang
100% tanpa kehilangan beratnya 100% secara teori, namun secara praktik
alumunium mengalami penyusutan berat yang signifikan saat proses daur
ulang.Daur ulang yang membuat proses pencairan pada aluminium, proses yang
membutuhkan 5% dari energi yang digunakan untuk memproduksi aluminium dari
alumunium bijih.saat proses ini dilakukan, aluminium mengalami kehilangan berat
sampai 15% dari berat bahan baku aslinya. Hilangnya berat tersebut disebabkan
karna terjadinya oksidasi oleh udara selama proses pelelehan, menjadi oksida
aluminium (Al2O3). penurunan berat alumunium juga disebabkan oleh
jenis aluminium yang di daur ulang. Aluminium plat tipis memiliki tingkat
risiko tinggi kehilangan berat yang lebih besar dibanding aluminium yang lebih
plat tebal.
Ada bebeberapa senyawa aluminium yang banyak dipakai dalam kehidupan dan
industri,contohnya sebagai berikut :
- ·
Tawas, KAl(SO4)2.12H2O sering
digunakan pada penjernihan air untuk mengendapkan kotoran
- ·
Aluminium sulfat Al2(SO4)3sering
dipakai dalam industri kertas dan mordan
- ·
Zeolit Na2O Al2O3.2SiO2 sering
dipakai untuk melunakkan air sadah.
- ·
Aluminium Al2O3untuk
pembuatan pasta gigi
3.3 Jenis Cetakan Yang dipilih
Untuk membuat gasket
dari aluminium ini kita menggunakan
cetakan green sand molds. Cetakan ini merupakan cetakan yang banyak
digunakan karena terkenal murah. Dan dimaksud pasir basah ini karena pasir yang
digunakan masih mengandung air saat logam cair dituangkan di cetakan tersebut.
pasir cetak Green sand digunakan
pada pengecoran Fero yang memiliki berat tuang hingga 200 kg untuk PC atau 150
kg untuk berikut ini pembahasan selengkapnya mengenai material sifat dan
kelebihan cetakan Green sand
material yang digunakan
untuk membuat cetakan Green sand
1. Pasir
dalam membeli pasir untuk cetakan green sand perlu diperhatikan ukuran butiran pasir
distribusi butiran-butiran panas dan kandungan silika pasir yang sering
digunakan dalam pasir silika karena pasar ini memiliki ketahanan panas yang cukup
tinggi dan ekonomis
2. Bentonit
bentonit adalah batuan lunak yang berasal dari
material gunung api yang secara geologi mengalami proses asam atau basa dan
telah Terpendam jutaan tahun material bentonit merupakan salah satu jenis tanah
lempung dengan kandungan utama montmorillonit.
3. karbon
penggunaan
karbon pada cetakan green sand bertujuan untuk
a. mencegah
penetrasi logam
b. permukaan
casting yang halus
c. mengurangi
kerusakan karena pemuaian pasir
d. mengurangi
deformasi cetakan sehingga potensi kerusakan karena penyusutan dapat
diminimalkan
e. mempermudah
proses pembongkaran cetakan
4. Tepung
Tepungan
Tepung
tepungan digunakan untuk memperbaiki sifat pasir cetak, agar lebih elastis,
lebih tahan erosi dan mengimbangi
peuaian butiran pasir silica
5. Air
Air
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan cetakan
greensand, karena berfungsi sebagai pengaktif kekuatan oada pasir green sand.
Air mengandung unsur yang mempengaruhi bentonit
3.4
Geometri Produk
Berikut merupakan
geometri 3d dari gasket sendiri.
Gasket tersebut memiliki 3 lubang,
2 lubang untuk pengikata dan lubang besar yang di tengah untuk sambungan aliran
fluida.
3.5
Gambar cetakan
3.6
Perancangan pembuatan cetakan
Pengecoran Cetakan Pasir Basah
Bahan yang harus di siapkan
material yang digunakan
untuk membuat cetakan Green sand
1. Pasir
dalam membeli pasir untuk cetakan green
sand perlu diperhatikan ukuran butiran
pasir distribusi butiran-butiran panas dan kandungan silika pasir yang sering
digunakan dalam pasir silika karena pasar ini memiliki ketahanan panas yang
cukup tinggi dan ekonomis
2. Bentonit
bentonit adalah batuan lunak yang berasal dari
material gunung api yang secara geologi mengalami proses asam atau basa dan
telah Terpendam jutaan tahun material bentonit merupakan salah satu jenis tanah
lempung dengan kandungan utama montmorillonit.
3. karbon
penggunaan
karbon pada cetakan green sand bertujuan untuk
a. mencegah
penetrasi logam
b. permukaan
casting yang halus
c. mengurangi
kerusakan karena pemuaian pasir
d. mengurangi
deformasi cetakan sehingga potensi kerusakan karena penyusutan dapat diminimalkan
e. mempermudah
proses pembongkaran cetakan
4. Tepung
Tepungan
Tepung
tepungan digunakan untuk memperbaiki sifat pasir cetak, agar lebih elastis,
lebih tahan erosi dan mengimbangi
peuaian butiran pasir silica
5. Air
Air
merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam pembuatan cetakan
greensand, karena berfungsi sebagai pengaktif kekuatan oada pasir green sand.
Air mengandung unsur yang mempengaruhi bentonit
Langkah kerja pengecoran cetakan pasir basah adalah sebagai berikut:
a. Mencampur
Pasir Silika, perekat dan air dengan perbandigan tertentu.
b.
Pembuatan pola, sesuai dengan bentuk
coran yang akan dibuat;
c.
Persiapan pasir cetak;
d.
Pembuatan cetakan;
e.
Peleburan logam;
f.
Penuangan logam cair ke dalam cetakan;
g.
Pendinginan dan pembekuan;
h.
Pembongkaran cetakan pasir;
i.
Pembersihan dan pemeriksaan hasil coran.
3.7 Perancangan Bahan Baku Yang dilebur
Untuk
bahan baku yang dilebur, disini menggunakan Al,Zn,Fe,Si,Cu
Dilihat dari unsur yang ada pada
material ini dapat digolongkan logam alumunium paduan seng (Al-Zn). Pengaruh
kandungan seng (Zn) 0,601% akan menaikkan nilai tensile pada produk cor. Dari
data diatas unsur yang paling dominan adalah Al-Zn. Pengaruh besi (Fe) 0,387%
dalam alumunium yaitu penurunan sifat mekanis, penurunan kekuatan tarik,
timbulnya bintik keras pada hasil produk coran, dan meningkatnya cacat
porositas. Pengaruh silikon (Si) 0,180% mempunyai pengaruh baik dan mempermudah
pengecoran, memperbaiki karakteristik atau sifat-sifat produk coran, mengurangi
atau menurunkan penyusutan dalam coran, meningkatkan ketahanan korosi dan
meningkatkan kekerasan dengan cara perlakuan panas. Sedangkan pengaruh buruk
yang ditimbulkan dalam penambahan silikon adalah terjadinya keuletan dari
material terhadap beban kejut dan coran cenderung akan rapuh jika kandungannya
terlalu tinggi. Pengaruh kandungan tembaga (Cu) 0,167% menghasilkan efek yang
baik pada peningkatan kekerasan produk cor, memperbaiki kekuatan tarik,
mengurangi ketahanan
Korosi
3.8 Perancangan suhu tuang
Aluminium
adalah salah satu contoh logam yang paling banyak digunakan dalam dunia
industri. Aluminium memiliki sifat tahan terhadap korosi, ringan, penghantar
panas yang baik, dapat ditempa, dan memiliki titik cair yang rendah, sehingga
aluminium baik untuk proses pengecoran. Ada banyak variabel yang dapat
mempengaruhi sifat mekanis hasil coran, diantaranya yaitu temperatur tuang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur tuang terhadap
struktur mikro pada hasil coran paduan Al-Si dengan menggunakan cetakan pasir.
Penelitian ini dilakukan dengan memvariasikan temperatur tuang pada saat proses
pengecoran. Temperatur tersebut yaitu sebesar 680°C, 705°C, 730°C, 755°C,
TAHAP
FINISHING
Tahap terakhir adalah membongkar cetakan dengan
merusak banyak rusuk persegi empat cetakan pasir , kemudiam memisahkan cetakan
dengan hasil coran. Kemudian hasil coran di bersihkan dan diperiksa keadaan
fisiknya, setelah itu dilakukan proses pemesinan untuk finishing produkny
FUNGSI
PRODUK
Fungsi utama dari gasket adaiah untuk
mencegah kebocoran selama jangka waktu tertentu. Gasket dipakai harus
dapat menghindari kebocoran pada penggunaanya, tahan terhadap parts yang
dilindungi dan bisa tahan tekanan dan temperatur operasi yang sangat tinggi.
sumber
(Danang widyatmoko ; 2018)
0 komentar:
Posting Komentar