Rabu, 07 Oktober 2020

Tugas -4 Proses Pengecoran (ADI NOPTIAN SYAPUTRA,G1C019026)


TUGAS

PROSES PRODUKSI 2

PROSES PERENCANAAN PEMBUATAN PRODUK PENGECORAN LOGAM

PEMBUATAN GEAR MOTOR MENGGUNAKAN BAHAN UTAMA ALUMINIUM

 








Disusun oleh:

 

 

NAMA : ADI NOPTIAN SYAPUTRA

NPM      : G1C019026

TUGAS  : PROSES PRODUKSI 2

DOSEN  :- A. SOFWAN FA,ST ,.M,Tech,. Ph.D

                                                                  - PUTRA BISMANTOLO , S.T ,. M.T



 PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK 

UNIVERSIAS BENGKULU

2020





BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

          proses pengecoran melalui beberapa tahap : pembuatan cetakan, persiapan dan peleburan logam,penuangan logam cair ke dalam cetakan,penuangan logam cair ke dalam cetakan,pembersihan coran dan proses daur ulang pasir cetakan. Hasil pengecoran di sebut dengan pengecoran atau benda cor.

          pembangunan bidang industri di indonesia pada hakekatnya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada bangsa lain sehingga kita mampu memproduksi kebutuhan-kebutuhan yang kita perlukandan dengan sendirinya terjadi peningkatan perkembangan ekonomi dan peningkatan lapangan kerja.

          sampai saat ini telah banyak percobaan dan riset yang mendalam terus menerus di lakukan untuk meningkatkan pendayagunaan logam yang akhirnya memunculkan berbagai teknologi pengolahan logam, di antaranya adalah teknik pengecoran logam. teknik logam adalah pembentukan benda kerja dengan cara mencairkan logam dalam dapur pelebur,kemudian di tuangkan dalam satu cetakan dan di biarkan sampai membekudan selanjutnya di keluarkan dalam cetakan.suatu produk yang memproduksi di  lakukan dengan pengecoran di sebut coran. pembuatan suatu coran memerlukan beberapaproses di antaranya:peroses penuangan logam,pembuatan cetakan,penuangan,membongkar, membersihkan coran dan memeriksa kembali.

          Sebagian besar suku cadang beserta kommponen utama pada mesin-mesin pemindahanbahan merupakan produk coran, rangka,blok silinder,tromol,rem,rodagigi,kopling,sprocket penggerak di bentuk melalui proses pengecoran.

            proses pengecoran merupakan proses tertua yang di kenal manusia dalam pembuatan benda logam, bahkan telah di temukan yang di duga berasal dari tahun 2000 sm.


1.2. Rumusan masalah

~.Jenispengecoran yang dipilih ?

~Jenislogamproduk yang dipilih?

~ Jeniscetakan yang dipilihdalampembuatanrumahpompasentrifugal ?

~ Buatlahgambarteknikuntukgeometriproduk?

~ Buatlahgambarteknikuntukpembuatanpolacetakancoran?

~ Perencanaanbahanbaku yang dilebeurlengkapdenganberat masing – masing (skrap, murni, paduan @ gram atau @ kg)?

~. Perancangansuhutuang?

~ Perancangantahap – tahappembuatancetakan

 

1.3. Tujuan

1. Mengetahui proses pengecoran gear

2.Mengetahui apa itu gear.

3.Mengetahui bentuk dari gear

4.Mengetahui bahan pengecoran gear

5.mengetahui jenis-jenis gear

6.mengetahui fungsi dari gear

7.Mengetahui cara kerja pada mesin

 


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Jenis pengecoran yang di pilih

               Pengecoran yang saya pilih dalam pembuatan adalah pengecoran dengan cetakan pasir. Pengecoran dengan cetakan pasir adalah yang tertua dari segala macam metode pengecoran.Cetakan pasir merupakan cetakan yang paling banyak di gunakan, karena memiliki beberapa keunggulan diantaranya:

1. Dapat mencetak logam dengan titik lebur yang tinggi, seperti baja,nikel dan titanium.

2. dapat mencetak benda cor dengan berbagai macam ukuran.

3. Jumlah  produksi dari satu  sampai jutaan.

 

2.2. Jenis logam yang  di pilih

             Bahan pembuatan gear di sini saya memilih  almunium karena sifatnya yang ringan. Tetapi almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk di jadikan gear. Maka dari itu gear di campur dengan beberapa logan lain agar lebih kuat.  Apa saja bahan yang biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam pembuatan gear, 1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibat panas dan gesekan antara rantai dan gear, tetapi makin sulit dalam pembuatannya. 2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluran panas lebih baik. 3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tingkat pemuaian rendah dan tahan terhadap karat.

 


2.3. jenis cetakan yang  di  pilih dalam pembuatan gear

PENGECORAN CETAKAN PASIR (SAND MOULDING)

~ Pengecoran Cetakan Pasir

          Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk coran membersihkan produk cor. Hingga sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri pengecoran terutam industri-industri kecil.

Pasir

 


2.4. Buatlah gambar  teknik untuk geometri produk

a. Gambar geometri 3d produk

(SIGIT DWISADONO : 2019)
https://dwisadono.wordpress.com/2009/04/18/cara-mudah-menggambar-gear-3-dimensi-dengan-autocad/


 

B. Gambar 2d produk



(SUHENDAR DAENURI:2015)
http://desain.ilmuwebsite.com/2014/10/tutorial-autocad-membuat-gear-motor-bag.html


 2.5. Buatlah gambar teknik untuk pembuatan pola cetakan coran

(TEKNILOGI MEKANIK : 2011)
https://ftkceria.wordpress.com/2011/11/26/proses-pengecoran-dari-cetakan-pasir-sand-casting/


 


*    Bahan Pola


Pola adalah perlu dalam pembuatan coran dimana pola dipergunakan untuk pembuatan cetakan benda coran. Pola yang digunakan pada pembuatan gear dipilih pola kayu. Pola kayu relatip lebih murah biayanya, cepat dibuatnya, dan mudah diolah dibandingkan dengan pola logam sehingga umum digunakan untuk cetakan pasir. Adapun  kayu yang digunakan sebagai bahan pola adalah kayu jelutung, yang mudah diperoleh dan murah dipasaran serta mudah dibentuk.

 

*    Jenis Pola


Pola yang dipilih pada pembuatan gear ini yaitu pola pejal belahan dengan satu permukaan pisah. Pola pejal adalah pola yang biasa dipakai yang berbentuk hampir serupa dengan bentuk coran. Macam pola pejal yang dapt digunakan untuk dapat membuat rumah pompa ini ada dua macam, yaitu dengan pola pejal belahan

dengan satu permukaan pisah atau pola pejal belahan dengan beberapa permukaan pisah. Yang dimaksud dengan pola belahan, yaitu pola yang bagian tengahnya dibelah untuk memudahkan pembuatan cetakan, dan untuk pembuatan rumah pompa ini permukaan pisahnya dibuat hanya satu bidang saja, agar lebih mudah dalam pembuatan polanya dan menghindari terjadinya pergeseran yang akan menyebabkan salah ukuran. Sedangkan untuk tutupnya, jenis pola yang digunakan adalah pola pejal tungal, yaitu pola yang dibentuk serupa dengan corannya

 

2.6. Perencanaan bahan baku yang di  lebur


 



2.7 Perancangan suhu tuang

        Pada gear dilakukan proses heattreatment,karena gear ini sendiri terbuat dari besi cor yang sifatnya getas,maka dilakukan proses heattreatment dengan tujuan homogenisasi, proses heat treatmen ini dilakukan pada suhu 900º F, kemudian suhunya ditahan selama 4 jam, kemudian didinginkan diudara terbuka.

 

2.8. Perancangan tahap – tahap pembuatan cetakan

Langkah – langkah proses pembuatan cetakan pasir adalah antara lain :

                   Persiapkan flask, lantai yang bersih dan pola kayu produk dan gating systemnya. Perlu diingat agar pola kayu sudah dilakukan waxing dengan lilin batangan.

                   Pembuatan pasir inti dari backing sand. Pembuatan inti dilakukan berulang-ulang. Karena inti yang dihasilkan terdapat retak, hal ini terjadi karena kurang padatnya inti pada proses ramming

         atau proses pencabutan dari cetakan inti yang terlalu tergesa-gesa. Sehingga harus diperbaiki dengan penambahan molasses dan dilakukan ramming yang lebih kuat.

                   Pisahkan kup dan drag polakayu. Taburi tepung terigu di taburi pada lantai yang dibersihkan. Pola kayu

             drag pertama kali ditutupi dengan pasir muka hingga seluuh bagian pola kayu (produk + gating system) tertutupi oleh pasirmuka.

                  Tambahkan dengan pasir belakang (backing sand), lalu di ramming dengan bantuan palu dan rammer agar pasir menjadi padat. Proses dilakukan sebanyak 3 kali. Setiap awal penaburan pasir diberikan guratan pada lapisan pasir sebelumnya. Bertujuan agar pasir menjadi homogen dan menyatu terikat antar partikel pasir.

                    Balik drag serta letakkan kup pada bagian atas posisi drag dengan posisi yang tetap. Setelah kup berada pada posisinya, lakukan langkah 1-3. Untuk benda cor dengan pola belah, penempatan harus dilakukan dengan hati – hati agar pola dan gating sistemnya tidak bergerak sehingga tidak menimbulkan cacat akibat pergeseran pola.

                  Angkat pola yang telah di padatkan dengan pasir dari bagian drag dan kup. Keluarkan pola yang berada pada cetakan pasir dengan menggunakan ulir. Pengeluaran pola harus dilakukan dengan hati-hati agar cetakanpasirnyatidakrusak.       Pada saatpraktikum, pencabutan pola sangat sulit sekali untuk dilakukan. Hal ini dapat disebabkan oleh pelapisan lilin yang kurang merata dan benda cor yang memiliki dimensi agak besar dan bersudut Kerusakan yang dihasilkan pada cetakan pasir setelah pencabutan pola terbilang banyak .Namun segera dilakukan proses perbaikan dengan menggunakan pasirreparasi. di dalam cetakan pasir.

          Bersihkan cetakan kemudian berikan coating cetakan pada bagian yang diperbaiki agar permukaan cetakan menjadi rata. Pemberian coating bertujuan agar pasir tidak mengalami pengikikisan oleh logam cair serta memperbaiki sifat mekanis dari permukaan logam. Kemudian cetakan dibakar dengan menggunakan api agar coating   dan butiran pasir tidak masuk ke dalam logam cair.

            Setelah selesai proses coating, hal yang dilakukan selanjutnya adalah penyatuan kup dan drag yang kemudian dieratkan dengan menggunakan pengika tkawat. Saat penyatuan antara kup dan drag terja diambruknya pasir cetak sehingga bentuk cetakan menjadi tidak beraturan. Ini disebabkan akibat kurang padatnya pasir di sekita rpola dan banyak bagian dari pola yang bersudut. Seharusnya pada bagian bersudut tersebut dilakukan fillet agar permukaan lebih  membulat (rounded).

             Letakkan cetakan pasir di atas tatakan dan tempatkan di dekat dapur peleburan logam. Letakkan cetakan dengan sprue menghadap keatas. Seharusnya pada bagian sprue diberikan sedikit area cekung sebagai pouring basin agar pada saa tpenuangan tidak terja diturbulensi.

 

2.9. Perancangan pembokaran dan finishing

setelah proses penuangan dilakukan maka cetakan dibiarkan selama 12 jam untuk membiarkan logam cair  membeku. Setalah itu cetakan dibongkar, kemudian hasil coran didingginkan dalamr uang terbuka. Setelah pembongkaran maka selanjutnya adalah perkerjaan proses permesinan pada hasil coran. Tujuan dari proses ini adalah untuk mendapatkan ukuran yang aktual sesuai dengan gambar teknik. Pekerjaan yang dilakukan pada proses permesinan terdiri pada dua pekerjaan yaitu pengerindaan, pembubutan, pengeboran dan pengetapan. Pengerindaan di lakukan untuk membersikan coran dari bagia-bagian yang tidak terpakai lagi, yang tidak dapat dibersikan secara manual. Pembubutan dilakuakan untuk mendapatkan dimensiak tualsesuai dengan gambar teknik. Serta pengeboran di lakukan untuk mendapatkan lobang yang selanjutnya akan di tap yaitu untuk mendapatkan lobang baut yang sesuai dengan gambar teknik.

 

BAB III .PENUTUP
3.1. KESIMPULAN/RINGKASAN

             SETELAH DILAKUKANNYA  PROSES PERENCANAAN PEMBUATAN PRODUK PENGECORAN LOGAM PEMBUATAN GEAR MOTOR NGGUNAKAN BAHAN UTAMA ALUMINIUM, DAN MENDAPATKAN KESIMPULAN SEBAGAI BERIKUT:

1.Hasil coran berupa gear motor melalui proses aluminium sand casting dengan variasi jenis saluran ternyata menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan desain awal. Hal ini ditandai dengan adanya porositas pada produk cor. Selain itu, terdapat pula penyusutan dan permukaan produk yang kasar.

2. Hasil coran parting line gating system memiliki nilai persentase porositas terendah bila dibandingkan hasil coran jenis sistem saluran yang lain.

3. Penyusutan terjadi pada semua hasil coran. Hasil coran parting line gating system memiliki nilai penyusutan tertinggi dari pada hasil coran jeni ssaluran yang lain.

 4. Semua produk hasil coran memiliki kekasaran permukaan yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan proses pengeringan terlalu lama sehingga menghasilkan kualitas cetakan yang rendah.




0 komentar:

Posting Komentar