Senin, 05 Oktober 2020

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PRODUK UNTUK CETAKAN PERMANEN DENGAN MATERIAL FCD MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR CO2

 PROSES PRODUKSI II

PROSES PENGECORAN 

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PRODUK UNTUK CETAKAN PERMANEN DENGAN MATERIAL FCD MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR CO2

 

DISUSUN OLEH:

NAMA: ADHIYAT NURZAN

NPM: G1C019072

DOSEN PENGAMPUH: A. SOFWAN FA, S.T, M. Tech, Ph. D

 

TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2020

 

 

 

PENDAHULUAN

 

   Latar Belakang Masalah Pengecoran logam merupakan bagian dari industri hulu dalam bidang manufaktur, terdiri dari proses mencairkan logam yang kemudian cairan logam tersebut dicorkan ke dalam rongga cetakan dan didinginkan hingga membeku. Urutan proses pengecoran logam terdiri dari pembuatan pola, pembuatan cetakan dan inti, peleburan, pembongkaran, pembersihan dan pengerjaan akhir, pengujian-pengujian serta perlakuan panas. Hal utama yang harus diperhatikan dalam pembuatan benda cor adalah tuntutan-tuntutan dari produk coran tersebut, sehingga produk pengecoran yang dihasilkan dapat berfungsi dengan baik sesuai tuntutan. Tuntutan-tuntutan dari produk pengecoran tersebut meliputi fungsi benda cor, kekuatan yang harus dimiliki, kekerasan yang diinginkan, hingga permasalahan harga yang ekonomis.

 

   Besi cor nodular (ductile) di buat dengan menambahkan sedikit unsur magnesium, penambahan unsur ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat. Perubahan bentuk grafit ini di ikuti dengan perubahan keuletan, sehingga keuletan besi cor naik. Maka dari itu, besi cor nodular di sebut besi cor ulet di mana keuletannya antara 10-20%. Perlakuan panas yang di terapkan pada besi cor nodular akan menghasilkan besi cor ferit, perlit, atau martensit temper.

 

   Pola yang digunakan untuk pembuatan cetakan benda coran dapat digolongkan menjadi pola logam dan pola kayu (termasuk pola plastik dan sterofom). Pola kayu dibuat dari kayu, murah, cepat dibuatnya dan mudah diolahnya dibandingkan dengan pola logam. Oleh karena itu pola kayu umumnya dipakai untuk cetak pasir maupun pasir cetak CO2 proses. Untuk itu sangat diperlukan penelitian yang terkait dengan melakukan perencanaan dan pembuatan produk untuk cetakan permanen dengan material FCD menggunakan cetakan pasir CO2.

 

 

 

 

 

1. JENIS PROSES PENGECORAN ( SAND CASTING ) PENGECORAN PASIR

Pengecoran dengan Cetakan Pasir

Pengecoran dengan cetakan pasir merupakan proses pengecoran yang paling banyak digunakan. Hampir semua logam paduan (alloy) bisa dituang pada cetakan pasir. Proses pengecoran dengan cetakan pasir juga dapat digunakan untuk logam dengan suhu cair tinggi seperti baja, nikel, dan titanium. Proses pengecoran ini fleksibel, mampu mengerjakan produk ukuran kecil hingga sangat besar dan dalam jumlah produksi hingga jutaan.

Pengecoran dengan cetakan pasir dikenal dengan sebutan sand casting atau sand-mold casting. Tahap singkat proses ini yaitu: menuangkan logam cair ke dalam cetakan pasir, membiarkan logam tersebut dingin dan keras, kemudian memecah cetakan untuk mengambil hasil cor. Hasil cor harus dibersihkan dan diperiksa. Kadang, perlakuan panas diperlukan untuk meningkatkan sifat metalurgi.

 




  -   Kelebihan Menggunakan Cetakan Pasir

Berikut beberapa keunggulan penuangan dengan cetakan pasir:

Desain fleksibel.

Mampu membuat bentuk kompleks.

Pilihan logam yang dapat dicor banyak.

 

-    Kekurangan Menggunakan Cetakan Pasir

 Berikut beberapa kelemahan penuangan dengan cetakan pasir:

 Kekuatan mekanis produk rendah.

 Akurasi ukuran rendah.

 Permukaan akhir produk buruk.

  Cacat tidak bisa dihindari.

 Memerlukan proses lanjutan seperti permesinan.

 

 

 

 

2. JENIS LOGAM PRODUK

 

Coran dibuat dari logam yang dicairkan, dituang kedalam cetakan, kemudian dibiarkan mendingin dan membeku. Oleh karena itu sejarah pengecoran dimulai ketika orang mengetahui bagaimana mencairkan logamdan bagaimana membuat cetakan. Hal itu terjadi kira-kira tahun 4.000 sebelum Masehi, sedangkan tahun yang lebih tepat tidak diketahui orang (Surdia dan Chijiiwa, 1986).

 

 Nugroho (2002) meneliti sifat fisis dan mekanis besi cor nodular / FCD 50 hasil pengecoran dengan material steel scrap tanpa inokulasi menunjukkan hasil pengujian kuat tarik masing-masing spesimen, yaitu : 525,48 N/mm²; 560,51 N/mm²; 560,51 N/mm². Untuk uji impact, masing-masing spesimen didapatkan harga impact , yaitu : 0,0375 J/mm²; 0,053 J/mm²; 0,053 J/mm². Melalui pengamatan struktur mikronya didapatkan fase perlit dan ferit serta terjadi pembulatan grafit. Dari hasil komposisi kimia didapatkan komposisi unsur dari spesimen benda uji berturut-turut sebagai berikut : Fe = 93,9%; C = 3,82%; Si = 2,37%; Mn = 0,4%; P = 0,040%; S = 0,021%; Mg = 0,029%; Cu = 0,0014%.

Analisa pengaruh struktur mikro dan sifat mekanik besi cor nodular yang dilakukan oleh Kenawy dkk (2001) menunjukkan bahwa sifat mekanik (kekuatan kekerasan, dan keuletan) besi cor nodular dipengaruhi oleh fraksi fasa ferit atau perlit dari matrik dan besarnya ukuran grafit. Jika fraksi fasa perlit semakin tinggi maka kekuatan dan kekerasan juga akan semakin tinggi. Selanjutnya jika ukuran grafit semakin besar maka kekuatan dan keuletan besi cor nodular akan semakin rendah. Sistem saluran berfungsi untuk menyalurkan cairan logam kedalam rongga cetakan dalam waktu tertentu dengan aliran yang tenang dan bebas dari terak. Secara umum sistem saluran ini terdiri dari empat bagian utama, yaitu (Yudianto, O., 2009).

 

 



 

 

 

 

 

3.JENIS CETAKAN YANG DIPILIH

 

Cetakan pasir

 

Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang banyak digunakan danpaling murah. Kata“basah” dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cairdituangkan ke cetakan itu

 

 

 4.BUAT GAMBAR TEKNIK UNTUK GEOMETRI PRUDUKSI

 





 

5. BUAT GAMBAR TEKNIK UNTUK PEMBUATAN POLA CETAKAN CORAN



 

6. PERENCANAHAN BAHAN BAKU YANG DILEBUR LENGKAP DENGAN  BERAT MASING –MASING (SEKRUP,MURNI,PADUAN,G ATAU KG)

 

No

Sifat-sifat

keterangan

1.

Berat jenis

2,35 gram / cm3

2.

Rapat massa relatif

2,7 gram / cm3

3.

Tempratur penuangan

700-780 °c

4.

Titik lebur

± 600 °c

5.

Alumunium

·         Paling ringan diantara logam yang sering di gunakan

·         Penghatar panas yang tinggi

·         Lunak, ulet dan kekakuan tariknya yang rendah

·         Tahan terhadap korosi

 

 

7. PERANCANGAN SUHU TUANG

Proses perancangan suhu tuang bahan baku aluminium di masukkan ke dalam tanur peleburan. Bahan baku aluminium dipanaskan sampai mencair, setelah aluminium mencair pada suhu ± 600° c.


8. PERANCANGAN TAHAP-TAHAP PEMBUATAN CETAKAN

PERENCANAAN DAN PROSES PEMBUATAN CETAKAN PASIR

Perhitungan Perencanaan Sistem Saluran Cetakan Bawah

1.   Waktu cor

 besi cor = 7800 kg/m3

    V produk = 345 x 205 x 75

V produk = 5.304.375 mm3

V produk = 5,304 x 10-3 m3

    G produk = Vx

G produk  = 5,304 x 10-3 m3 x 7800

G produk  = 41,3712 kg.

    tp = 1,25 x2x𝐺

tp =1,25 x 2x41,3712

tp = 11,370356 detik

2.   saluran masuk

v = 2xgxh

v = 2x9,81x0,07

v = 1,17192 m/s

𝐺


Asm= n.Asm =

 

 

n.Asm =


  𝑣𝑝

𝐺

 𝑣𝑝



 

3.   perbandingan sistem saluran.

Aturun  Aterak  Amasuk

1  :

2

: 1

 

Aturun

 

 

Amasuk

1

3,91339 cm2

 

 

1

3,91339 cm2

4.   tinggi penuangan


 

A'sm


 

 n.Asm


   22.6G  


t p   h


 =


0,226 𝑥 𝐺

 ��   𝑚



  =


0,226 x 41,371


= 0,3106740

h = 0,31067402

h = 0,10960 m h = 10,966 cm

5.   penyusutan

 

9. PERANCANGAN PEMBAKARAN DAN FINISING

 

Bagian yang diambil foto micro adala htitik dimana dilakukan uji kekerasan Rockwell untuk melihat sifat fisis pada kekerasan tert

 

 


\\

 

 

 

Gambar 2. Foto produk struktur mikr

 

Dari hasil uji foto micro, jika hasil pengecoran terbukti bahwa grafit besi cor adalah nodular. Karena grafit berbentuk bulat.

 

3.4.2 Hasil Uji Kekerasan (Rockwell)

 

Hasil pengujian kekerasan Rockwell (Rockwell Hardness Tester) dengan beban sebesar 100 HRB bertujuan untuk mengetahui nilai kekerasan pada setiap titik yang di ujikan pada spesimen, spesimen terdiri dari lima bagian bagian, yaitu 1,2,3,4 dan bagian 5 dan setiap

bagian terdiri dari lima titik pengujian.

 

2             3

1

4        

 

Gambar 3. Bagian Yang di Uji Kekerasan (Rockwell).


 


0 komentar:

Posting Komentar