PROSES PRANCANGAN PEMBUATAN
BALING-BALING PERAHU MOTOR
Disusun Oleh :
Nama :
Dwi Ramadani
NPM : G1C019052
Mata kuliah : Proses Produksi 2
Dosen Pengampu : 1. A.Sofwan FA,S.T,M.Tech.,Ph.D
2. Putra Bismantolo, S.T.,M.T.
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perahu Motor (Motor Ketek) merupakan alat transportasi air yang
sangat penting di daerah – daerah dengan wilayan perairan . Di antara sekian
banyak komponen yang ada pada Perahu motor (Ketek) adalah baling-baling
(propeller), karena dengan menggunakan balingbaling inilah maka Prahu motor (
Ketek ) akan dapat bergerak, bahkan melaju dengan kecepatan yang tinggi.
Kebanyakan baling-baling (propeller) yang digunakan sebagai
penggerak Perahu motor ( Ketek ) dibuat dari bahan kuningan (brass) atau paduan
aluminium (aluminum alloy), yang masingmasing mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Kuningan mempunyai berat jenis yang lebih tinggi dari pada
aluminium, akan tetapi kuningan mempunyai kekuatan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan aluminium. Tetapi keduanya mempunyai kesamaan yaitu anti
korosi dan mudah dituang/dicor.
Proses pengecoran pada baling-baling dapat dilakukan dengan 2 (dua)
cara/metode, yaitu pengecoran dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari
pasir (sand casting) dan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari logam
(die casting). Dari kedua metode di atas, metode sand casting paling banyak
digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang mudah dan murah. Sedangkan
metode die casting jarang digunakan, oleh karena proses pembuatan cetakan yang rumit.
1.2 Rumusan Masalah
- Jenis pengecoran yang dipilih
- Jenis logam produk yang dipilih
- Jenis cetakan yang dipilih
- Buatlah gambar Teknik untuk geometri produk
- Buatlah gambar Teknik untuk pembuatan polacetakan coran
- Perencanaan bahan baku yang dilebur lengkap dengan berat masing – masing (skrap, murni, paduan @ gram atau @ kg)
- Perancangan suhu tuang
- Perancangan tahap – tahap pembuatan cetakan
1.3 Tujuan
- Mengetahui Proses Pembentukan Baling – Baling
- Mengetahui Kelebihan dan kekurangan pengecoran yg dipilih
- Mengetahui bahan – bahan dalam pembentukan baling baling
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Jenis pengecoran yang di pilih
Pengecoran pasir, juga dikenal
sebagai Pengecoran cetakan pasir, adalah proses pengecoran logam dengan
menggunakan pasir sebagai bahan cetakan.
Be berapa keunggulan dari pengecoran cetakan
pasir adalah :
1.
Dapat mencetak logam dengan
titik lebur yang tinggi, seperti baja,nikel dan titanium.
2.
dapat mencetak benda cor dengan
berbagai macam ukuran.
3.
Jumlah produksi dari
satu sampai jutaan.
2.2.
Jenis logam yang di pilih
Bahan
dasar dalam pembuatan baling baling adalah aluminium karena mudah dibentuk Kekerasan bahan aluminium murni
sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel, sehingga dengan sedikit gaya
saja dapat mengubah bentuk logam. Selain itu Aluminium murni memiliki ductility
yang tinggi. Aluminium paduan memiliki ductility yang bervariasi, tergantung
konsentrasi paduannya, tetapi pada umumnya memiliki ductility yang lebih rendah
daripada aluminium murni, karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan
tensil, serta hampir semua aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih
tinggi daripada aluminium murni.
2.3.
Jenis Cetakan yang di pilih
Pengecoran
dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola
dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran,
mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku,
membongkar cetakan yang berisi produk cord an membersihkan produk cor. Hingga
sekarang, proses pengecoran dengan cetakan pasir masih menjadi andalan industri
pengecoran terutam industri-industri kecil. Tahapan yang lebih umum tentang
pengecoran cetakan pasir diperlihatkan dalam gambar dibawah ini.
2.4.
Buatlah gambar teknik untuk pembuatan pola cetakan coran
2.5.
bahan baku yang dilebur
Bahan aluminium yang sering
digunakan dalam pembuatan baling-baling motor tempel adalah paduan aluminium
seri 2xxx, yaitu dengan kadar campuran 4%Cu – 1,5%Mn – 2,0%Ni (Smith, 1993).
Selain ketahanan korosinya bertambah dengan adanya penambahan unsur Ni, juga
kekuatannya bertambah dengan adanya unsur Cu dan Mn.
2.6.
Perancangan suhu tuang
Pada gear dilakukan proses
heattreatment,karena gear ini sendiri terbuat dari besi cor
yang sifatnya getas,maka dilakukan proses heattreatment dengan tujuan
homogenisasi, proses heat treatmen ini dilakukan pada suhu 900º F, kemudian
suhunya ditahan selama 4 jam, kemudian didinginkan diudara terbuka.
2.7.
Perancangan tahap – tahap pembuatan cetakan
a. Menyiapkan bidang dasar datar atau pelat datar
dan meletakan pola atas (cope) yang sudah ada dudukan inti dipermukaan pelat
datar tadi.
b. Untuk
cetakan bagian bawah (drag) beserta sistem saluran.
c. Menyiapkan koak inti (untuk pembuatan inti)
d. Inti yang telah jadi disatukan (inti yang dibuat
berupa inti setengah atau paroan inti)
e. Pola atas
yang ada dipermukaan pelat datar ditutupi oleh rangka cetak atas (cope) dan
ditambahkan system saluran seperti saluran masuk dan saluran tambahan (riser).
Selanjutnya diisi dengan pasir cetak.
f.
Setelah
diisi pasir cetak dan dipadatkan, pola dan system saluran dilepaskan dari
cetakan
g. Giliran drag diisi pasir cetak setelah
menempatkan rangka cetak diatas pola dan pelat datar.
h. Setelah disi pasir cetak dan dipadatkan, pola
dilepaskan dari cetakan
i.
Inti
ditempatkan pada dudukan inti yang ada pada drag.
j.
Cope
dipasangkan pada drag dan dikunci kemudian dituangkan logam cair.
k.
Tunggu
sampai cetakan membeku dan dingin
2.8.
Perancangan pembokaran dan finishing
Setelah proses
pendinginan, cetakan dibongkar dan dilanjutkan dengan pekerjaan permesinan
dengan tujuan agar bentuk dan ukuran baling baling sesuai dengan gambar Teknik
yang dipaparkan. Pada pekerjaan permesinan, hasil dari pengecoran melewati
tahap tahap pengerindaan, pembubutan, dan pengeboran. Pengerindaan
dilakukan untuk membersikan coran dari bagia-bagian yang tidak terpakai lagi,
yang tidak dapat dibersikan secara manual. Pembubutan dilakuakan untuk
mendapatkan dimensi aktual sesuai dengan gambar teknik. Serta pengeboran
dilakukan untuk mendapatkan lobang yang selanjutnya akan ditap yaitu untuk
mendapatkan lobang baut yang sesuai dengan gambar teknik.
BAB III
PENUTUP
Setelah dilakukannya pekerjaan Teknik dan
melakukan semua tahap dengan teratur, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Dalam proses pengecoran
Sebagian hasil yang didapatkan mengalami kerusakan yang tidak bisa diperbaiki
atau cacad. Itu disebabkan karena proses pengecoran menggunakan cetakan pasir
mudah berubah bentuk.
2.
Semua produk hasil coran
memiliki kekasaran permukaan yang relatif tinggi. Hal ini disebabkan proses
pengeringan terlalu lama sehingga menghasilkan kualitas cetakan yang rendah.
3.
Meningkatkan kadar air pada
pasir untuk pembuatan cetakan pasir lebih dari 1,5% - 8% agar lempung tidak
mengalami kekurangan daya ikat untuk mengikat pasir.
4.
Meningkatkan permeabilitas
pasir agar udara atau gas panas berasal dari cetakan pasir atau logam cair
skrap aluminium dapat keluar melalui rongga antara butir-butir pasir saat
proses penuangan logam cair.
Belum bisa diterima.
BalasHapusBelum konsisten, disebut baling baling, tapi di tempat lain gear.
Suhu belum dalam celcius.
Struktur bahasa belum mengikut aturan yang baku.
Belum memenuhi hal hal yang diminta